Pernahkah Anda bertanya-tanya, bagaimana bisa seorang dokter melakukan operasi otak sementara pasiennya tetap terjaga dan bahkan bisa diajak bicara? Mungkin terdengar seram, tapi fakta menariknya adalah: otak kita tidak merasakan sakit!
Ya, Anda tidak salah baca. Meskipun otak adalah pusat segala rasa sakit yang kita alami di tubuh, mulai dari jari teriris kertas sampai sakit kepala yang mendera, organ vital ini sendiri tidak memiliki reseptor rasa sakit. Ini adalah salah satu misteri paling menakjubkan dari tubuh manusia.
Untuk memahami mengapa otak tidak merasakan sakit, mari kita pahami dulu bagaimana rasa sakit bekerja. Ketika Anda terluka, misalnya saat tidak sengaja tersandung, sel-sel khusus bernama nosiseptor (reseptor rasa sakit) yang ada di kulit, otot, atau organ Anda akan mendeteksi kerusakan tersebut. Mereka kemudian mengirimkan sinyal listrik melalui saraf ke sumsum tulang belakang, lalu sinyal ini melesat naik ke otak. Nah, di otaklah sinyal-sinyal ini kemudian "diterjemahkan" menjadi sensasi nyeri yang kita rasakan.
Namun, di dalam jaringan otak itu sendiri, nosiseptor ini tidak ada. Ini seperti kamera pengawas yang bisa melihat dan merekam semua kejadian, tapi kamera itu sendiri tidak bisa "merasakan" kejadian yang direkamnya.
Jika otak tidak merasakan sakit, mengapa kita bisa merasa pusing atau sakit kepala hebat? Rasa sakit yang Anda alami saat kepala terbentur atau saat migrain datang sebenarnya bukan berasal dari otak itu sendiri, melainkan dari struktur lain di sekitar otak, seperti:
- Selaput otak (meninges): Ini adalah lapisan pelindung yang membungkus otak dan sumsum tulang belakang. Selaput ini kaya akan reseptor rasa sakit.
- Pembuluh darah: Baik pembuluh darah di dalam maupun di luar otak juga memiliki saraf nyeri.
- Kulit kepala dan otot-otot di sekitarnya: Bagian-bagian ini tentu saja memiliki reseptor rasa sakit yang bisa aktif saat ada cedera atau ketegangan.
Jadi, saat Anda sakit kepala, yang terasa nyeri sebenarnya adalah selaput, pembuluh darah, atau otot di sekitar otak Anda, bukan otaknya langsung.
Penemuan ini memiliki peran krusial dalam dunia bedah saraf. Berkat fakta ini, ahli bedah bisa melakukan operasi yang sangat kompleks pada otak, bahkan ketika pasien dalam kondisi sadar. Ini sering disebut "operasi otak terjaga" (awake brain surgery).
Dalam prosedur ini, pasien diminta untuk berbicara, bergerak, atau melakukan tugas tertentu. Tujuannya adalah untuk memetakan fungsi-fungsi penting otak dan memastikan bahwa area yang mengontrol bicara, gerakan, atau memori tidak rusak selama operasi pengangkatan tumor atau penanganan masalah lainnya. Pasien hanya akan merasakan sayatan awal di kulit kepala atau rasa tidak nyaman lainnya, tetapi tidak ada rasa sakit dari manipulasi langsung pada otak itu sendiri.
Jadi, lain kali Anda mendengar tentang kehebatan otak manusia, ingatlah salah satu fakta paling unik ini: otak kita adalah komandan tertinggi yang mengatur semua sensasi, termasuk rasa sakit, tetapi ia sendiri kebal terhadap rasa sakit! Sungguh luar biasa, bukan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar