Minggu, 15 Juni 2025

Pulau Pasifik Bentuk Zona Laut Terbesar Dunia

( ILUSTRASI )

       Dalam langkah monumental yang menandai tonggak sejarah perlindungan laut global, negara-negara kepulauan di kawasan Pasifik termasuk Polinesia Prancis, Kepulauan Marshall, dan Kiribati secara resmi membentuk zona laut terlindungi terbesar di dunia. Kawasan konservasi seluas 5 juta kilometer persegi ini diumumkan dalam Konferensi Laut PBB di Nice, Prancis, dan langsung mendapat dukungan internasional.

Zona laut ini akan menjadi rumah aman bagi ribuan spesies laut, termasuk hiu, paus, dan terumbu karang yang kini terancam oleh penangkapan ikan berlebihan, polusi plastik, dan pemanasan global. Selain itu, kawasan ini juga mencakup koridor migrasi utama bagi spesies laut besar, yang selama ini tidak mendapat perlindungan memadai.

Langkah ini merupakan bagian dari implementasi Perjanjian High Seas Treaty (2023), yang memberikan kerangka hukum bagi negara-negara untuk melindungi kawasan laut di luar yurisdiksi nasional. Pulau-pulau Pasifik menjadi yang pertama secara kolektif mengaktifkan pasal-pasal perjanjian ini dengan kawasan nyata.

Meskipun inisiatif ini mendapat sambutan positif, tantangan besar masih menghadang:

  • Pendanaan: Negara-negara kecil membutuhkan dukungan logistik dan keuangan untuk pengawasan dan patroli laut.
  • Penegakan hukum: Masih banyak praktik penangkapan ikan ilegal yang mengincar kawasan konservasi.
  • Perubahan iklim: Meskipun kawasan dilindungi, dampak pemanasan laut tetap bisa mengancam ekosistem.

Namun, langkah ini juga menandai kebangkitan kekuatan diplomatik negara-negara kecil, yang mampu memimpin agenda lingkungan global.

Langkah kolektif negara-negara Pasifik ini telah menginspirasi negara lain untuk mempertimbangkan perlindungan laut sebagai bagian utama dari strategi perubahan iklim. Dengan wilayah konservasi laut global baru ini, dunia bergerak semakin dekat menuju target “30x30”: melindungi 30% lautan dan daratan dunia pada 2030.

Zona konservasi laut seluas 5 juta km² ini bukan sekadar deklarasi politik, tetapi manifestasi nyata kepemimpinan lingkungan dari negara-negara yang paling rentan akibat krisis iklim. Dari pulau-pulau kecil di tengah Samudra Pasifik, dunia diingatkan kembali bahwa ukuran bukanlah penentu kekuatan komitmen adalah segalanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Misteri Panda: Mengapa Mereka Perlu Makan Bambu Begitu Banyak?

      Siapa yang tidak gemas melihat tingkah lucu panda yang asyik mengunyah bambu? Hewan menggemaskan ini identik dengan bambu, dan keliha...