( ILUSTRASI ) |
Suasana
pendidikan yang semula damai berubah menjadi mimpi buruk ketika sebuah sekolah
menengah atas di Graz menjadi lokasi penembakan massal paling mematikan dalam
sejarah Austria. Sebanyak 11 orang tewas, termasuk pelaku, dalam serangan
brutal yang mengguncang benua Eropa.
Peristiwa tragis ini terjadi pada Selasa, 10 Juni 2025, sekitar pukul 09.00 pagi waktu setempat di Dreierschützengasse Gymnasium, sebuah SMA umum di jantung kota Graz. Pelaku, seorang mantan siswa laki-laki berusia 21 tahun, memasuki sekolah dengan membawa tiga senjata: pistol jenis Glock, senapan semi-otomatis, dan sebilah pisau.
Menurut keterangan polisi, pelaku melepaskan tembakan secara acak ke dalam ruang kelas dan lorong sekolah, menyebabkan kepanikan massal. Para siswa dan guru berhamburan menyelamatkan diri, sementara pihak keamanan sekolah langsung mengaktifkan sistem penguncian otomatis.
Korban tewas mencakup 8 siswa, 2 guru, dan 1 staf administrasi. Lebih dari 30 orang lainnya mengalami luka-luka, sebagian dalam kondisi kritis. Setelah melakukan aksinya, pelaku ditemukan tewas akibat bunuh diri di kamar kecil lantai dua.
Pihak kepolisian Graz hingga kini masih menyelidiki motif pelaku. Meski belum ada indikasi keterkaitan dengan kelompok teroris, beberapa saksi menyebut bahwa pelaku pernah mengalami perundungan saat masih bersekolah di sana, dan menunjukkan gejala isolasi sosial sejak dikeluarkan dua tahun lalu.
Perdana Menteri Austria, Karl Nehammer, dalam pernyataannya menyebut insiden ini sebagai “tragedi nasional dan luka mendalam bagi pendidikan kami.”
Pemerintah Austria langsung mengumumkan hari berkabung nasional selama tiga hari, dan meninjau ulang kebijakan kepemilikan senjata di kalangan sipil muda.
Sementara itu, Komisi Eropa dan berbagai kepala negara Uni Eropa menyampaikan solidaritasnya. Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, mengungkapkan bahwa insiden ini adalah peringatan serius bagi seluruh negara Eropa untuk meningkatkan sistem deteksi dini terhadap potensi kekerasan dalam komunitas pendidikan.
Tragedi di Graz mencerminkan tren global meningkatnya kekerasan bersenjata di lingkungan sekolah, yang selama ini lebih sering terjadi di Amerika Serikat. Namun kini, Eropa mulai menghadapi tantangan serupa, dengan isu kesehatan mental, perundungan, dan kemudahan akses senjata menjadi faktor kunci.
( ILUSTRASI ) |
Penembakan massal di Graz bukan hanya tragedi lokal, tapi juga sinyal bahaya global yang memerlukan respons serius dari seluruh komunitas internasional. Sekolah seharusnya menjadi tempat paling aman bagi generasi muda, bukan menjadi panggung kekerasan dan kematian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar